Photobucket
Monday, April 11, 2005
Harga menjadi seorang IBU
Jum'at kemaren, temen milisku Fifi melahirkan.
Ceasar..., karena ketubannya pecah duluan.
Meleset dari rencananya, yang semulanya ditetapkan tgl 13 atau 14 April.
Itulah kuasa Tuhan.
Dedeknya udah gak sabaran pengen ketemu sang Bunda' begitu kataku:)

Ceasar sertio, biasanya ditetapkan untuk para calon ibu dengan kondisi medis yang tidak memungkinkan untuk melahirkan secara normal. Seperti Fifi, Indah, juga aku.
Jauh-jauh hari sebelum hamilpun, aku pernah berkata pada diri sendiri.
Ketika nanti melahirkan aku pengen normal.
Itu hanya tinggal angan, apalagi ketika dokter memvonis tidak memungkinkan bagiku untuk melahirkan normal, karena abnormal pelvik.
Saat itu, melahirkan normal ataupun ceasar tidak lagi menjadi penting.
Kehadiran dan keselamatan sang bayi menjadi no.1.
What ever? bole bedah, bole iris perutku...begitu pikirku.

Padahal beberapa minggu sebelumnya, rasa takut pun menyergap.
Bisa kah aku selamat? apakah bayiku akan baik-baik saja? sakit kah? apalagi orang-orang disekelilingku memberi statement yang cukup menakutkan,
Obat biusnya akan membuatmu merasakan sakit dipunggungmu selamanya.
Lukanya akan meninggalkan bekas yang mengerikan.
Sakitnya luar biasa. dan sebagainya.

Sama seperti aku, aku yakin Fifi, Indah ataupun ibu-ibu lain diluar sana pun
pernah mengalami perasaan sepertiku.
Tapi akhirnya aku pun sadar. Itu adalah jalan yang terbaik yang harus aku pilih.
Gak penting lagi goresan pisau diperut.
Bahkan nyeri dipunggung yang muncul sewaktu-waktu pun tidak lagi berarti.
Anugerah dibalik semua sakit itu tergantikan sudah...
Apalagi saat mendengar tangis sang buah hati.
Saat menatap wajah mungilnya.
Hilang semua nyeri.

Melahirkan secara Normal ataupun Ceasar, ada harga yang harus dibayar.
Fisik kita tidak akan semulus dulu...
Ada luka fisik yang tidak akan hilang.
Waktu pun bukan lagi milik kita seutuhnya.
Itu adalah harga yang harus dibayar untuk menjadi seorang ibu.

Untuk Fifi:
Selamat atas kelahiran putra pertamamu.
Semoga Nawfal dapat menjadi seperti yang kamu doakan.
posted by Liana @ 12:04 PM  
1 Comments:
  • At 1:45 PM, Blogger Indah said…

    Sari...aku sempat benci ama DSOG krn tiba2 dia nganjurin aku cecar padahal aku yakin bisa normal.Tapi si kecil gak mau nongol2 sampe ketuban dah pecah..DSOG marah2 udah dibilang cecar masih ngotot.Akhirnya cecar...abis sudah biusnya rasa sakit melanda...bok batuk aja rasanya seperti bo robek..tp gak lama begitu lihat si kecil, nangis, senyum, merem, melek,jadi ilang semua rasa sakit. Malah lihat dia udah gede jadi pengen nambah lagi....ya ntar 2,5 -3 th lg deh..apa kita janjian bikinnya biar hamilnya barengan trus lahirnya sama lagi kyk Rania ama Nathan cuma terpaut berapa hari.

     
Post a Comment
<< Home
 
 
Clock


Tangerang
Get paid to write online

Earn Money from Blogvertise

Advertise On This Blog

William in memoriam

Lilypie Angel and Memorial tickers

Nathan & Kenzie's Ticker

Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers Lilypie - Personal pictureLilypie Second Birthday tickers

Anniversary

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Shout box


ShoutMix chat widget

Box Journal
Archives
Friends & favorite link
Powered by

Isnaini Dot Com and Car Pictures

BLOGGER

/