Banyak banget yang ingin kutulis disini,saking banyaknya, jadi bingung mau mulai dari mana.
Sabtu pagi, aku sempetin baca koran kompas terbitan hari itu. Mataku langsung tertuju pada kasus Flu Burung yang menimpa keluarga Iwan Siswara di Villa Melati Mas (Tangerang). Iwan (37 thn) beserta kedua anaknya Sabrina (8 thn) & Talita (1 thn) diduga meninggal akibat Flu burung.
Virus menular yang mematikan. Tapi sampai sekarang belum ada kepastian benarkah mereka meninggal karena flu burung. Pihak department kesehatan masih mengirim sample darah mereka ke hongkong untuk cross check kebenarannya. Semoga hasilnya cepat keluar.
Berita ini membuatku bergidik ngeri. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Istri Iwan saat ini. Kehilangan 3 orang yang sangat dicintainya merupakan pukulan yang luar biasa. Semoga Tuhan memberi kekuatan kepadanya & keluarga yang ditinggalkan.
Sekarang ini, yang menjadi beban pikiranku adalah jika benar kematian mereka karena Flu Burung, then...apa yang harus aku & kita lakukan? haruskah kita jadi vegetarian? haruskah kita membasmi semua hewan peliharaan yang diduga bisa menularkan virus tersebut? haruskah kita memakai masker? Walopun virusnya tidak menular dari manusia ke manusia, tapi apalagi yang bisa menjamin semuanya akan aman? benar-benar aku tidak bisa berpikir dengan jernih. Aku jadi paranoid dengan daging, bahkan mengkonsumsi telur ayam pun membuatku berpikir "Amankah?" haruskah memasaknya sampai luar biasa matang? Entahlah, kepalaku serasa berputar-putar, penyakit sekarang semakin mengerikan saja.
Aku jadi ingat film-film horor yang sering bercerita tentang mahkluk serangga yang bermutasi jadi mahkluk mematikan. Atau jangan-jangan film-film itu malah menjadi kenyataan. Karena kesalahan kita memperlakukan alam sekitar? Akh...semakin melantur saja tulisanku ini.
Dari kejadian yang sering terjadi belakangan ini, termasuk musibah yang menimpa Aceh, Polio di Sukabumi, Busung lapar juga yang terakhir ini kasus keluarga Iwan, semua itu bukan hanya kebetulan belaka. Sepertinya bangsa ini, termasuk manusianya sedang diuji oleh yang Kuasa. Aku tidak tau, apakah kata-kata tersebut tepat, tapi yang jelas, semua musibah ini terjadi begitu beruntun, tanpa henti, tanpa memberi waktu pada kita untuk bernapas. Apakah Tuhan ingin menghukum kita? Perbuatan kita memang kadang menyebalkan, memuakkan? seiring bangsa ini tengah dilanda keprihatinan, justru para petinggi minta kenaikan gaji yang selangit. Belum lagi kasus perkosaan, pembunuhan, kerusuhan yang mulai beranjak lagi, entah apa yang ada dibenak orang-orang itu? Mungkin bukan hanya mereka saja yang salah, kita juga turut serta didalamnya. Kemarin aku mendapat email dari seorang teman, isinya cukup menyadarkanku, Stop memberi uang kepada anak-anak jalanan, kira-kira begitu pesan singkatnya. Akan membuat mereka menjadi malas dan sebagainya? Benarkah? jika demikian, aku jadi merasa ikut terlibat mendidik mereka menjadi pemalas. Sehari mereka bisa mengantongi sampai 20ribuan, tidak sedikit'kan? 20ribu x 30 hari = Rp. 600.000,- (hampir setara dengan UMP yang ditetapkan pemerintah untuk propinsi Jakarta ini). Kalo gak ada yang ngasih lagi, kira-kira mereka bisa makan gak ya? Duhhh! pusing euy!
Daripada semakin ngelantur, udah dulu deh nulisnya.
Untuk Tuhan: Tuhan, Ampuni dosa & kesalahan kami. Jauhkan, malapetaka itu daripada kami. Lingkupi kami dengan kasihMu yang indah itu. KepadaMu lah kami bersandar. Amin
|