Semalem, 31 Mei 2010
Saat aku sedang asyik didepan laptop, tiba-tiba Nathanku datang menghampiri.
"Ma, tadi aku nonton orang ciuman bibir, trus, buka baju, buka celana, nenennya keliatan ma....!"
Aku kaget, sambil berusaha tenang, aku tanya pelan-pelan; "emangnya koko nonton dimana?
"Dirumah Rere ma."
Trus, sambil aku peluk, Nathan aku pangku... "Ko, jangan nonton film itu lagi ya, itu film yang tidak baik, ada roh jahatnya, mama aja gak bole nonton film itu, nanti Tuhan marah."
Setelah koko aku ajak ngobrol, sepertinya dia hanya melihat sebatas itu saja, belum sampai tahap begituan kayaknya. Tapi tetep saja aku merasa harus ngomongin hal ini ke orang tuanya Rere.
Selama ini, terus terang saja aku kasian sama Rere. Umurnya 2 tahun diatas Nathan, sekitar 8 atau mungkin 9tahun. Orang tuanya sama-sama bekerja, tapi sepertinya anaknya sangat kesepian, selain anak tunggal. Mamanya selalu pulang malem. Dan anaknya memang agak bermasalah. Dalam sebulan bisa ganti pembantu berkali-kali. Konon anaknya suka memukul, nendang, mengigit dan ngamuk-ngamuk jika keinginannya tidak dituruti. Dan hobbynya pun sangat aneh menurutku..., dia sangat suka binatang, segala anjing, biawak, belalang, semut, cacing, kupu-kupu dipelihara...., tapi ya itu, bukannya dipelihara baik-baik, binatang-binatang itu mati satu-satu. Tiap hari tukang ojek diongkosi, untuk menemaninya menjala kupu-kupu, setelah dapat, kupu-kupu-nya dimasukan dalam akuarium...,besoknya mati, kemudian menjala lagi yang baru. begitu seterusnya, dan sepertinya kebiasaan itu baru berhenti beberapa waktu lalu.
Dari awal aku memang tidak begitu suka Nathan bermain dengan Rere, karena setiap kali pulang main, selalu saja ada tindakan-tindakan ekstrim, melawanlah, teriak-teriak lah, mukul-mukul, dan kosakata baru. Tapi aku masih mentolerir jika Nathan bermain ramai-ramai, walaupun ada Rere. Kemarin, aku benar-benar merasa kecolongan.
Niat hatiku sudah bulat untuk bertemu orang tua Rere. Aku harus berbicara dengan mereka, demi kebaikan anakku juga anak mereka. Aku yakin, jika dibicarakan baik-baik, Rere akan bisa diawasi dan dididik lebih baik. Walaupun sebenarnya, aku tidak akan mengijinkan Nathan bermain dengannya lagi. Tapi at least, orang tuanya harus tau apa yang terjadi, dan hal ini sangat mengangguku.
Setelah berbicara baik-baik dengan bapaknya Rere (mamanya masih belum dirumah), aku kembali ke rumah. Pada intinya aku ceritakan runtut kejadiannya, persis cerita Nathan.... Pada awalnya mereka nonton kartun, makan mie goreng, dan kemudian Rere mengunci pintu kamar, membuka laci trus menyetel film itu, hanya sebentar kata Nathan..., karena saat itu dirumah ada pembantunya. Mungkin pembantunya itu sibuk dengan anaknya sendiri, jadi tidak terlalu memperhatikan apa yang Rere dan Nathan tonton. (Perhatian! jangan pernah mengijinkan pembantu membawa anaknya tinggal dirumah majikan, karena si pembantu, tidak akan pernah fokus dengan kerjaannya, apalagi anaknya masih bayi begitu)
Trus, aku minta kepada bapaknya untuk lebih memperhatikan Rere. Bapaknya juga meminta maaf, dan akan mencoba berbicara dengan Rere.
Tiba-tiba, pembantunya Rere menghampiri ke rumahku, katanya mau bicara denganku.
"Bu, tadi saya dimarahi bapak. karena dianggap tidak memperhatikan Rere...,saya liat sendiri mereka hanya nonton kartun, gak nonton film dewasa yang kayak ibu bilang."
"Eiittt, tunggu dulu, jadi maksud kamu, saya mengada-ngada, atau kamu mau bilang kalo Nathan yang bohong? Asal kamu tahu ya, anak saya ini masih kecil, dan saya tahu apa yang Nathan bilang itu bukan kebohongan. dan lagian apa kamu duduk nonton bersama mereka selama mereka terus nonton?"
"memang nggak bu, tapi..."...
"Nah, bagaimana kamu bisa yakin, sedangkan kamu gak ikut mereka nonton. Nathan bilang si Rere kunciin pintu waktu nonton film itu, walaupun hanya sebentar."
"Bu, saya satu mereka hanya nonton kartun....,bla bla blaaaaaaa.............
"Sudah, kita ngomongin dirumah majikanmu saja" kataku dengan emosi....
Lain dengan sikap sebelumnya yang masih meminta maaf, kali ini bapak Rere malah membela anaknya, meminta aku mengeledah kamarnya..., kata dia, semua VCD itu terkunci rapat....dan channel TV siaran anak-anak semua.
"Pak, saya ini masih waras, ngapain periksa-periksa dan geledah-geledah kamar bapak, saya percaya omongan anak saya 100%," kataku semakin emosi.
"Re, tante mau kamu jawab dengan jujur, tadi siang bener gak kamu nonton film orang dewasa bareng Nathan?"
"Nggak kok?"
"jawab yang jujur ya Re, mungkin tante sama papa kamu gak tau kamu bohong, tapi Tuhan tahu..."
"Nggak"
Aku tatap matanya, tetap dia menjawab tidak, terus terang aku jadi frustasi...., jengkel dan kesal...,membayangkan anak sekecil itu bisa berbohong....,roh apa yang ada didalamnya?
"Jika memang perlu, kita ajak anak kita ke psikiater, nanti ketahuan siapa yang bohong." kataku tanpa berpikir panjang.
"jangan bu," kata papa Rere.
Akhirnya beliau malah mengalihkan pembicaraan, katanya aku ngebajak pembantu dia lah, ini itu lah, sampai akhirnya....aku jadi senewen sendiri, daripada berbicara dengan keluarga aneh ini, lebih baik aku angkat kaki. Anak mereka biarlah jadi urusan mereka.
Dalam hati aku hanya kecewa, setelah selama ini aku berusaha melindungi Nathan, mengcovernya dari hal-hal negatif, bisa kecolongan seperti ini. Rasanya pengen marah....., dirumah, maen game pun Nathan selalu ditemani, takut sekali kalo tiba-tiba dia nemu web-web aneh, secara Nathan udah pinter googling...,tapi ternyata...tetep kecolongan.
Semua ini pelajaran buat aku, semoga para orang tua lain, bisa lebih aware terhadap pergaulan anaknya. Please protect inside and outside!
Dan sepertinya bagi Rere, itu bukanlah hal baru, karena kok bisa dia mengunci pintu??? berarti dia sudah tau kalau itu bukan tontonan yang layak buat anak kecil.
Bagi Nathanku yang masih begitu polos, aku akan selalu melakukan yang terbaik untuknya. "Mama percaya padamu , 100%".
|
wah serem ya.. gua kalo jadi lu juga ngamuk2 kali sar, bener2 deh si nathan gak boleh maen ke sana lagi, bahaya ya.. apalagi si rere itu udah ngerti kunci pintu kalo nonton itu..
dipikir2 kasian juga ya si rere, tapi ya udahlah lu udah ingetin ortunya tapi mereka malah begitu mau bilang apa lagi..
itu tetangga lu sebelah rumah persis ya sar?