Friday, May 27, 2005 |
Customer Badung & Lantai Kayu |
Badai memang telah berlalu. Tapi... Akhir-akhir ini emosiku memang lagi naek turun. Kadang meledak-ledak, kadang adem ayem. Tapi kemarin sore bener-bener lagi bad mood. Biasalah urusan customer badung yang sudah menunggak 2 bulan lebih, dengan berbagai macam alasan yang dibuat-buat. Sebenernya aku udah males call customer untuk nagih, karena memang tugas menagih adalah job asistenku. Dan karena kebetulan ada customer yang super ngeselin, terpaksa aku ikut urun bicara. Kronologisnya neh (ciee, dah kayak ngusut pembunuhan aja:P) , jam 9 pagi, aku minta asistenku hubungi ke customer bandung itu, sebut saja PT. GS , setelah tersambung, yang mengangkat di seberang namanya "Ratna", waktu aku tanya bagian keuangannya, dia langsung jawab lagi onlen. Tanpa berlama-lama ditelpon, aku langsung titip pesen, minta bagian keuangannya call back. Beberapa jam berlalu begitu saja, sampai aku sendiri larut dengan kerjaanku, jadi lupa dengan si customer tadi. Pas inget hari udah cukup sore, karena jarum sudah di angka 15.00wib, langsung aku minta asistenku telpon ke sana, dan diterima oleh yang bernama "Ratih", semua orang yang dicari oleh asistenku tidak ada ditempat, mendengar itu aku kesal juga, aku kembali ambil alih lagi telponnya. Bagian keuangan masih onlen, kata si Ratih, aku tanya siapa nama bagian keuangannya, jawabnya "Ratna". Tuingggggg!!! Emosiku langsung mendidih, kepalaku serasa berasap (kurang ajar kan! aku bener-bener diboongin, jelas-jelas orang pertama yang ngomong bernama Ratna, apa sih maksudnya nih orang!) Dengan emosi yang membara, aku ngotot mau tunggu si Ratna selesai onlen, tapi ternyata yang menerima orang laen lagi, sebut saja namanya "Wulan", lucunya lagi, mereka bersikeras tidak mau membayar penalty charges yang kita kenakan. Padahal jelas-jelas di kontrak sudah tercetak dengan jelas.
Kalo masih inget percakapan ditelpon kemarin, rasanya pengen banget datangi tuh perusahaan, saking keselnya aku ngomel-ngomel sendiri dikantor "kalo gak punya duit, ngapain pasang lantai kayu segala?" ocehku gak karuan. Bener-bener deh! Sebenernya kejadian serupa memang sering terjadi, bahkan saking seringnya, bossku mengeluarkan policy untuk down payment 50% sebelum barang dikirim, 20% setelah barang sampai ditempat customer, dan 30% sisanya setelah lantai kayu terpasang dengan manis. Tapi seringkali praktek dilapangan tidak seperti itu, kebanyakan dari customer (terutama end user) cenderung memilih rembuq Down payment, segini segitu dan sebagainya. Biasanya di oke-in juga ama si Boss. Dan menurutku hal ini sangat tidak konsisten, sama halnya mengali lubang kuburan sendiri, karena ujung-ujungnya yang terpaksa harus menutup kerugian adalah kita sendiri, yang pusing nagih adalah Finance, dan itu termasuk aku. Masa lantainya harus kita bongkar kalo mereka gak bisa bayar sisanya. Walaupun itu sangat mungkin terjadi, tapi bukan solusi yang tepat, menurutku.
Lantai kayu (Melamine Laminated flooring) yang kami pasarkan memang ditujukan untuk kalangan menengah keatas. Produknya tergolong mahal, berkualitas dan tampak elegan, selain itu maintenancenya cukup mudah. Makanya aku suka heran, kenapa orang-orang yang gak punya duit, ngotot mau pake juga. Aku aja gak mau pasang, karena mikir duit yang dikeluarkan tidak sedikit. Untuk produk sejenis , terutama di wilayah Jakarta, MLF kami termasuk harga yang paling kompetitif.
Huehehehe kok jadi kayak promosi gini ya? Ini ada beberapa foto yang diambil dari beberapa customer yang satisfied (termasuk rumah & perkantoran).
Begitulah kira-kira product yang kami tawarkan. Seperti tadi yang aku ceritakan, hasilnya terlihat sangat memuaskan. Memang cocok dipasang dirumah karena menimbulkan efek mewah dan hangat. Aku juga berharap suatu hari kelak bisa pasang dirumahku. Tanpa berniat tuk promosi loh! Terlepas dari kekesalanku dengan customer badung tadi, begitulah kira-kira product yang telah kami selesaikan untuknya, tapi tanpa reward yang baek, tanpa pembayaran, even permohonan maaf, dan lebih parah lagi aku bener-bener merasa dipermainkan dengan kebohongannya yang bikin darahku masih mendidih, pun sampai saat ini. Emosian... |
posted by Liana @ 6:42 AM |
|
|