Photobucket
Monday, May 09, 2005
Adat Istiadat yang masih melekat
Weekend kali ini sungguh melelahkan...
Serasa tulang-tulang mo copot, capeknya luar biasa.
Bukannya istirahat, wik'en ini malah full aktivitas.

Pagi ini aku bangun dengan tubuh sempoyongan, terhuyung huyung aku menuju ke kamar mandi. Waduh! kepala pusing. Tapi kalo inget kerjaan dikantor yang menumpuk, niat untuk istirahat dirumah terpaksa aku urungkan. Sampai kantor malah ingin muntah, wah... kayaknya masuk angin neh! 2 hari ini aku gak cukup tidur, mana mandi malem lagi...duhhh!
Kondisiku memang tidak fit 5 hari ini, gak enak badan banget. Tapi apa mau dikata, karena memang bulan ini bulan yang sibuk, terpaksa aku harus berusaha lebih extra.

Sabtu sore, aku, suami, Nathan & Leha ke rumah mertuaku, dirumah mertuaku lagi rame-rame persiapan untuk "sanjit" (proses lamaran). Walaupun persiapan Wedding sudah siap, tapi "Sanjit" menjadi moment yang penting bagi pihak calon mempelai wanita. Pihak pria mendatangi calon mempelai wanita, sambil membawa barang-barang untuk melamar, disiapkan pula uang susu & uang pesta. Adat istiadat ini masih belum ditinggalkan, bahkan warga keturunan tionghoa menganggap sanjit sebagai suatu proses yang wajib dilaksanakan menjelang digelarnya suatu pernikahan.

Image hosted by Photobucket.comImage hosted by Photobucket.com

Proses persiapannya tergolong ribet, banyak sekali yang harus disiapkan. Termasuk barang-barang keperluan sehari-hari yang akan diserahkan kepada keluarga calon mempelai wanita. Belum lagi jika si calon mempunyai kakak yang belum menikah, maka harus disiapkan "Pelangkah" biasanya berupa gunting, kain, baju & sepatu (konon, pelangkah ini untuk meringankan jodoh sang kakak, masih dipercaya jika kakak dilangkahi adiknya, maka sang kakak akan sulit jodohnya).

Telah siap 12 nampan berisi barang-barang keperluan calon mempelai wanita, termasuk satu set perhiasan & uang tunai. Jumlah nampan harus genap, begitu peraturan keluarga suamiku. Peraturan ini agak berbeda dibeberapa daerah, ditempatku contohnya, jumlah nampan malah harus ganjil, pusing'kan?.Dan banyaknya nampan tergantung kemampuan pihak pria. Semakin banyak jumlah nampan semakin melambangkan kemakmuran sang pelamar. 12 nampan tersebut harus di bawa oleh 12 orang wanita yang sudah menikah, cukup berumur, mempunyai keturunan, masih memiliki pasangan hidup, dan memiliki kehidupan yang cukup mapan. Diharapkan calon pasangan akan beroleh berkat seperti itu. Namun, akhir-akhir ini sering terjadi perombakan istiadat, yang katanya pembaruan. Menurutku itu adalah penyesuaian.
Proses sanjit Hanes, kakak suamiku kemarin, mengikuti penyuaian itu. Keluarga besar suamiku, rata-rata pasangan muda. Dan karena masing-masing memiliki kesibukan sendiri-sendiri yang tidak bisa ditinggalkan, yang tersisa hanya 10 orang, dan itupun termasuk aku. Dari ke sepuluh orang itu termasuk 3 diantaranya adalah janda, toh calon mempelai wanita tidak terlalu mempermasalahkan. Dan karena jumlah nampan 12, terpaksa 2 orang harus membawa 2 kali, dan itu berarti akan menerima angpau 2 kali pula.

Dari setiap nampan yang diserahkan ke pihak wanita akan dikembalikan sebagian, kecuali pakaian, sepatu yang memang diperuntukan untuk mereka. Uang susu tergantung pihak wanita, akan diambil semua atau dikembalikan setengah. Uang susu yang diambil semua, seringkali diartikan sebagai "menjual anak". Untuk peraturan yang satu inipun seringkali berbeda tiap daerahnya. Banyak hal baru yang aku temuin di sanjit kakak suamiku kemarin, termasuk buah pear yang dipercayakan sebagai buah persembahan orang meninggal, so..untuk buah yang satu ini mau gak mau harus dicoret dari list daftar barang yang akan diserahkan. Menurutku pear adalah buah yang enak, apalagi jika sudah cukup mateng, lunak, manis & segar. hehehe....

Begitulah kira-kira proses melamar adat tionghoa yang unik, cukup rumit namun tetap ada rasa persaudaraan & kebersamaan. Aku memang agak buta mengenai adat yang satu ini. Bukannya tidak menghormati adat ataupun leluhur, tapi waktu aku dilamar, memang tidak ada belenggu yang mengikat. Pihak suamiku hanya datang, membawa buah-buahan + yang manis-manis seperti permen, berbasa basi sebentar, trus ditambah acara "pengikat" (calon mertua memakaikan kalung dileherku). Hanya itu, tidak ada seserahan nampan dan sebagainya. Bahkan uang susupun tidak. Semua proses itu kita jalani sesuai permintaan papaku. Menurut papaku yang paling penting dari suatu proses lamar melamar adalah "restu". Setiap orang memiliki pandangannya sendiri-sendiri. Istiadat tertentu membuat suatu acara menjadi berbeda, ada nilai yang ditinggalkan. Budaya seperti ini memang perlu dilestarikan, selain menambah khasanah budaya bangsa kita, ada seninya juga, kadang fantastik.
posted by Liana @ 6:54 AM  
5 Comments:
  • At 1:15 PM, Blogger House of Covenant said…

    wah..ribet juga prosesi lamarannya yah hi..hi..tapi bagus lho dilestarikan, bagi pasangan itu sendiri akan jadi kenangan yang indah. Kalo aku lamarannya secepat kilat waktu suamiku baru pulang dari belanda, turun di cengkareng langsung ke bandung..lamaran.. dua minggu kemudian menikah :)

    btw, Rai udah gak tidur di ranjang baby lagi, bareng ama kita..biasanya siy kalo malam kita gelar kasur di bawah.. tapi kemaren kejadiannya waktu dia lagi main2..gak ada persiapan matras deh.. tapi puji Tuhan gpp koq sekarang tadi aku tlp dia tidur mulu..

     
  • At 2:06 PM, Blogger Indah said…

    Ck..ck..ck..adatnya ribet ya, panjang banget...sama aja sama di jawa klo yang masih kuno ya harus mengikuti adat..ya cuma adat bukan agama. Klo aku sih gak ribet yg simple aja..
    Jangan capek2..ntar sakit kasihan Nathan.istirahat..istirahat...istirahat...

     
  • At 2:23 PM, Blogger Aiko's Mom said…

    sarie, hallo hallo.. sorry yah, baru muncul:) seru baca ceritanya.. dulu aku pun pake acara ribet² kaya gituh dan sama kaya kepercayaan suamimu, harus genap.. sayangnya, yang dibawa malah ganjil... wah otomatis deh, popo~ku agak tersinggung:( semoga ajah gak ada arti apa²...

    btw, happy monday yah sar... salam buat nathan:)

     
  • At 4:24 AM, Blogger ris-SAN-iel said…

    halo sarie, wah menarik sekali acara lamarannya....ngga difoto???
    aku dulu jd simple aja...cuma bawa buah2an dan perhiasan...
    cerita2 lagi yg seru2 yaa ttg pernikahan hehehe

     
  • At 8:37 AM, Anonymous Anonymous said…

    Ribet juga ya ternyata acara lamarannya :) tapi adat batak juga ribet :(:( apalagi pas acara pernikahannya bikin bete aja..... lama....

     
Post a Comment
<< Home
 
 
Clock


Tangerang
Get paid to write online

Earn Money from Blogvertise

Advertise On This Blog

William in memoriam

Lilypie Angel and Memorial tickers

Nathan & Kenzie's Ticker

Lilypie - Personal pictureLilypie Kids Birthday tickers Lilypie - Personal pictureLilypie Second Birthday tickers

Anniversary

Daisypath - Personal pictureDaisypath Anniversary tickers

Shout box


ShoutMix chat widget

Box Journal
Archives
Friends & favorite link
Powered by

Isnaini Dot Com and Car Pictures

BLOGGER

/