Baru update lagi!
Kemarin lagi ketiban males neh. Actually, kemaren memang lagi ada beberapa masalah yang bikin bete. Gak usah dibahas aja ya! daripada merusak suasana pagi ini.
Tentang Nathan:
Udah 4 hari ini Nathan tidurnya selalu malem, jam 11-an baru mau bobo, itupun dengan sedikit pemaksaan. Dengan mata mengantuk aku coba ayun Nathan diayunannya, tapi Nathan selalu turun sendiri, malah pengennya main ayun-ayunan aja. Jadilah aku menemaninya, sampai Nathan bener-bener mengantuk, dan sepertinya anakku ini blom juga mengantuk…kata adekku, Nathan tuh kayak baterey alkaline (selalu on) hehehe…
Ayunannya sekarang berubah fungsi, jadi tempat main Nathan.Semalem Nathan jatuh dari tempat tidur again, dan ini udah yang ke 4 kalinya. Ampunn deh! Aku kaget setengah mati, suara tangis Nathan kenceng banget, aku yakin tetangga sebelah rumah juga denger. Ops! Jarum jam baru nunjuk ke angka 2. Herannya, gimana Nathan bisa jatuh, terlentang lagi (kepala bagian belakang membentur lantai), padahal bobonya sejajar, masa’kan muter sampe sedrastis itu. Duhh! Bobo pun ternyata gak bisa diem. Aku kuatir juga, walopun gak tinggi tapi tetep aja terbentur. Aku suka ngeri denger kisah-kisah orang kalo kepala sering kebentur, jadi bego'lah, ini itu hih! Ngeri. Tuhan lindungi anakku.
Nathan sama sekali gak bisa duduk diem, pasti beringsut kesana kemari, manjat sana sini. Dan kemarin hasil dari perbuatannya, telepon rumah yang belum sebulan aku beli ternyata udah rusak lagi, ini kali keduanya beli telepon karena rusak dibanting. Mana kartu garansinya ilang lagi (suamiku lupa naro dimana). Kayaknya tuh telepon perlu ditaro ditempat yang lebih tinggi, Kabel Telpnya deket banget ama rak TV. TV aja sering digetok-getok pake remote. Apa digantung aja Teleponnya? Bingunggg…musti tata ulang lagi neh! Lucunya lagi, pernah aku dan suami sibuk nyari remote, seisi kamar pernah diubek-ubek tuk cari remote TV, ternyata remotenya udah nongkrong ditempat sampah….hehehehe, ulah Nathan semakin aneh saja. Semua barang dianggap sampah, bahkan celananya sendiri ditaro ditempat sampah. Hihihi...aku baru sadar, ternyata sulit banget ngajarin anak kecil, gak ngerti-ngerti.
Aku mulai ajarin Nathan doa malem, sebelumnya aku selalu senandungi puji-pujian sebagai pengantar tidur. Tapi sepertinya Nathan harus mulai praktek cara berdoa. Nathan terheran-heran menatapku, dipikirnya, Mama ngomong ama siapa cih? Hihihi, tapi lucu banget, tangannya ikut ditaruh didada, hmmm so nice! Ada lagi satu hal yang membuatku seneng, ketika ingin mengapai sesuatu yang lebih tinggi, Nathan udah tau kalo butuh sesuatu untuk meraihnya, diambillah kursi kebesarannya, dan berdirilah disitu. Dapet deh! Jarang-jarang Nathan mau duduk dikursinya, kecuali kalo lagi ingin berpose seperti ini.
duduk manis dikursi kebesaran.Dari Nathan aku ingin cerita tentang ii-ku (adek perempuan mamaku).
Sudah satu bulanan aku tidak menelponnya, tadi pagi aku coba meluangkan waktu untuk berbincang dengannya via telepon. Ii-ku ini sangat dekat denganku, bisa dikata mungkin aku ponakan yang paling disayangnya (cieeeee geer banget ya!), tapi begitulah kenyataannya, bahkan mamaku pun mengakui hal ini. II-ku ini masih sangat muda, 36 tahun. Tapi sayang, hidupnya sangat menderita.
Ii menikah dengan pemuda pilihannya, yang menjadi papa dari ketiga anak-anaknya. Suaminya ini, dulunya sangat temperamen, apa-apa sedikit mukul, tidak jarang Ii-ku jadi sasaran bogemnya. Tubuh suaminya tinggi besar, bagiku lebih mirip raksasa (makanya aku cari suami yang mungil hahaha). Suaminya ini punya kebiasaan buruk, yaitu suka minum-minum bareng temennya. Jika Ii-ku telat membuka pintu, langsung deh perang dunia. Pernah Ii-ku dirawat dirumah sakit karena kakinya terluka akibat lemparan pisau suaminya. Hampir terjadi perang dunia ketiga, tapi cinta kasih Ii-ku kepada ketiga anaknya membuat dia tetap bertahan.
Ketiga buah hati Ii-ku bersama Nathan. Foto ini diambil February 2005.Ketika anaknya yang ketiga lahir, suaminya mulai berubah baik. Gak tau kenapa, tapi suaminya sayang banget dengan anak bungsunya ini, walaupun yang lahir tetep perempuan (ketiganya perempuan). Tapi ternyata kebahagiaan belum benar-benar milik Ii-ku, suaminya tiba-tiba diketahui mengidap kanker hati. Bagai disambar petir, hal itu membuat kehidupan Ii-ku kembali dililit duka. Padahal baru saja suaminya bertobat, kembali menjadi orang baik. Karma kah? Pertanyaan seperti itu sering terbersit dipikiran kami. Ii-ku telah memaafkan suaminya sepenuh hati, dan kehidupan ekonomi merekapun baru membaik. 3 bulan sejak diketahui mengidap kanker, suaminya meninggal. Sekarang Ii-ku harus bekerja membanting tulang untuk menghidupi ketiga anak-anaknya.
Suara senang Ii-ku ditelepon membuat hatiku tersenyum, berarti semuanya telah pulih. Kesetiaan dan ketegarannya menghadapi cobaan hidup, serta kecintaan kepada buah hatinya patut mendapat ancungan jempol, dan anugerah sebagai wanita sejati. I love you Ii, berjalanlah bersama Tuhan, bebanmu yang berat, niscaya akan terangkat.